Selasa, 20 Des 2016
Pemateri Bu Septi Peni Wulandani
Notulen Andi Sri Astiana IIP SulSel
MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
It takes a Village to raise a CHILD
Perlu orang sekampung untuk membesarkan anak
demikian pepatah dari bangsa Afrika.
Dulu, pendidikan dimaknai, dipahami dan dijalankan oleh para keluarga dan komunitas secara berjamaah. Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, demikian juga sebaliknya, komunitas memerlukan pendidikan untuk mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi ini serta memuliakan kearifan dan akhlak yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan bukan lahir karena adanya komunitas atau masyarakat, justru pendidikanlah yang melahirkan komunitas dan peradaban.
Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga dan komunitas, karena keluarga dan komunitaslah yang paling paham peran yang paling bermanfaat untuk dirinya, yang paling tahu sisi kekuatan dan kelemahan dirinya.
Maka sudah saatnya kita mengembalikan keluarga dan komunitas yang kita bangun sebagai sentra pendidikan peradaban. Karena sesungguhnya peradaban adalah milik keluarga dan komunitas, karena di dalamnya akan muncul karya peradaban dan generasi peradaban yaitu anak-anak kita.
TAHAPAN MEMBANGUN PERADABAN DALAM KOMUNITAS
Membangun peradaban di komunitas bisa dijalankan seiring dengan membangun peradaban pada diri kita sendiri dan membangun peradaban di keluarga. Mari kita lihat bersama:
a. Setiap manusia memiliki MISI INDIVIDUAL
Setiap manusia dilahirkan dengan karakteristik yang unik, maka tugas dan peran yang akan dijalaninya di muka bumi ini juga pasti unik.
b. Setiap keluarga memiliki MISI KELUARGA
Misi keluarga bisa jadi misi bersama yang menjadi kekhasan setiap keluarga. Misi keluarga ini bisa jadi kombinasi dari sifat keunikan ayah, ibu dan anak. Atau bisa juga karena ada dominasi sifat yang mewarnai kekhasan keluarga. Di titik ini kita paham, apa rahasia besar Allah mempertemukan kita ( suami dan anak-anak) dalam satu keluarga.
c. Setiap komunitas memiliki MISI PERADABAN
Burung yang berbulu sama pasti akan saling bertemu
Inilah mungkin yang menyebabkan kita bisa berkumpul di komunitas Ibu Profesional, belum pernah saling ketemu muka, tapi rasanya sudah satu chemistry, karena sebenarnya kita sedang membawa misi peradaban yang sama. Yaitu membangun Rahmat bagi semesta alam lewat dunia pendidikan anak dan keluarga.
VALUES KOMUNITAS
Values komunitas adalah BERBAGI dan MELAYANI_
bukan MENUNTUT,
maka :
a. Mulailah dari diri kita,
b. Berbagi apa yang kita miliki
c. Satu alasan kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas, atau bahkan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri.
TAAT ASAS
Kemudian tahap berikutnya adalah pahami, komunitas Ibu Profesional ini hadir dan berkembang di Indonesia. Dimana asas kebangsaan yang dianut di Indonesia adalah asas BHINNEKA TUNGGAL IKA. Sebagai warga negara yang baik kita perlu TAAT ASAS. Maka pahamilah bahwa kita ini adalah BERAGAM
Perbedaan itu akan menjadi rahmat, maka berjalanlah secara
HARMONI dalam KEBERAGAMAN
GERAK dan KEBERMANFAATAN
Jangan khawatr dengan jumlah, karena banyak dan sedikit itu tidak penting, yang penting adalah GERAK ANDA*dan *ASAS KEBERMANFAATAN kita bagi sesama.
Pakailah prinsip sebagai berikut :
Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya adalah SAYA
Andaikata ada 100 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka salah satunya pasti SAYA
Andaikata hanya ada 1 ibu saja yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga maka ITULAH SAYA
Rumah adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah-fitrah baik bisa ditumbuhsuburkan, dimuliakan dari dalam rumah-rumah kita, maka secara kolektif akan menjadi baik dan mulialah peradaban.
Selamat membangun komunitas, membangun peradaban,
Selamat bergabung di komunitas Ibu Profesional.
dan bersiaplah menjadi Ibu Kebanggaan Keluarga
Salam,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Radja Grafindo, 2000
Harry Santoso dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2015
Ibu Profesional, Membangun Komunitas, Materi Perkuliahan IIP, 2015
Link Video IIP, Membangun Komunitas, Membangun Peradaban
video materi <<< klik yaaa
Tanya Jawab :
1⃣ Fitrah -- iip bogor
Maaf bunda septi...
Dari materi Sesi 10 di atas ada kalimat yg cukup menggelitik saya.. Yaitu :
di point values Komunitas point c. Satu alasan yang kuat karena anda ingin melayani komunitas, bukan untuk mencari popularitas...
Itu maksudnya apa ya bu?
Apakah kalau masuk komunitas kita bisa populer?
Apakah kalimat itu tidak mengandung negatif think (su'udzon) ?
Mohon pencerahannya ya bunda septi...
Jazaakillah khoiron katsiron bunda septi atas ilmu nya😊
➡1⃣ Mbak Fitrah, kalau kita lihat dulu di berbagai grup WA, banyak member masuk dengan berbagai kepentingan, ada yang hanya ingin mencari ilmunya saja sehingga banyak Silent Reader, ada yang memiliki kepentingan dengan jualannya/produknya, sehingga rame saat market day saja, ada yang memang ingin popularitas, bisa masuk TV, Koran , majalah, sehingga harus nebeng ke komunitas-komunitas yang sudah besar dan populer. Maka untuk menghindari hal-hal tersebut terjadi di komunitas Ibu Profesional, maka dari awal harus mulai dibentengi dengan values kita, yaitu BERBAGI DAN MELAYANI bukan MENUNTUT. Sehingga ketika masuk komunitas IIP yang harus ditanyakan kepada diri kita dan seluruh member yang bergabung adalah
"apa yang bisa kubagikan untuk komunitas ini? "apa yang bisa saya layani di komunitas ini?
BUKAN pertanyaan ini
"Dapat apa saya di komunitas ini?" "Apa sih sebenarnya yang dikerjakan koordinator, kok sepi-sepi banget komunitas ini?"
Nah kalau ada pertanyaan terakhir seperti di atas, artinya kita atau mereka salah masuk komunitas, karena inginnya MENUNTUT✅
2⃣ asti -- iip sulsel
Ikut nanya bolehkan bu..
Bu.. Bagaimana menjadi seseorang yang mampu memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga dlm komunitas tsb,terkadang rasa minder datang merasa ilmu yg dimiliki masih sangat kurang dari sesama ibu yang lain.
Terimakasih sebelumnya😊
➡2⃣ Mbak Asti, kita selalu memulai dari diri sendiri, prinsip di KOMUNITAS bukan mengajak, melakukan yang terbaik untuk untuk keluarga kita, nanti akan muncul tarikan magnet kita untuk berbagi di komunitas. Katakan apa yang sudah anda kerjakan. Pasti tidak jadi minder✅
Diskusi Lepas,
Noni : Bu nanya... Sebenernya konsep ATM di Ibu Profesional itu bagaimana yaa....
Soale saya sempat membaca tulisan seseorang bahwa irang yang selalu ATM adalah follower...
Bagaimana pendapat ibu...
➡Mbak Noni, memang posisi ATM itu pasti Follower bukan pioner. Ini sah-sah saja dalam sebuah perubahan. Selama unsur MODIFIKASI nya lebih besar dari unsur AMATI dan TIRU. kalau di IIP selama memenuhi kaidah adab yang benar dipersilakan.
Perlahan-lahan kita belajar untuk menjadi pioner, menjadi trendsetter sesuatu yang belum pernah ada, hal ini bisa terjadi selama menjalankan aktivitas memodifikasi terus menerus. dan berpikir
GOOD is NOT ENOUGH ANYMORE, We HAVE to BE DIFFERENT
Shanty
Bila ada rasa lelah bagimana bu? Sbgi kordi.
Bila tidak ada maven bagaimana strategi nya #msh yg tadi😅
➡Lelah, Capek, kuncinya satu ISTIRAHAT mbak, rileks sesaat tapi TIDAK BOLEH KELUAR. Karena kalau keluar/pensiun dalam kondisi lelah itu akan membuat kelelahan di aktivitas berikutnya. Kalau di konsep perjalanan Komunitas adalah HIGH ENERGY ENDING, berhentilah di saat kita masih sangat bersemangat, sehingga bisa membuat momentum-momentum berikutnya.
Kuda saja tidak boleh masuk kandang kalau merasa gagal, dia harus mengulang keberhasilan sekali lagi, mendengarkan tepuk tangan dari pelatihnya, mendapatkan tepukan bahu dari penunggangnya, baru masuk kandang, istirahat #ini efek pelajaran yang saya dapatkan ketika mengantar anak-anak berkuda.
Masak kita mau kalah dengan kuda ? hehehe
kalau komunitas yang berjejaring, peran maven masih bisa ikut komunitas tetangga sebelah atau di pusat sebelum punya sendiri. maka minta connector untuk sering-sering diskusi ke para maven kota lain
Narasvari : Bu, ini mau curhat, kami kdg habis ide mau bahas apa di grup.
Ya itu, koleksi bacaan tdk banyak, dan kl sy pribadi bukan tipe yg mengarsipkan.
Jadi kadang 1 hari itu sepi, butuh dicawe² apa y bahasa Indonesia nya 😀
➡ List kekayaan ilmu member, kekayaan pengalaman member mbak, untuk bisa BERBAGI dan MELAYANI komunitas, bukan menuntut koordinator terus untuk berpikir sendiri. Sehingga grup akan rame dengan sendirinya.
Shanty : Kalau maven untuk diri sendiri bu? Project kel.
➡Kalau di kita tidak ada, di pasangan hidup kita juga tidak ada, lihat anak-anak, apakah ada yang bakat ke peran maven? kalau ada latih peran tersebut. kalau belum bisa lagi harus konsisten mencolek mbah google untuk jadi mesin maven kita hahahaha. Kuncinya BERKOMUNITAS mbak, maka akan ketemu maven yang tepat.
assalamu alaikum bunda septi.. sy rahmah iip sulsel
bun.. bulan lalu saya mengundurkan diri dr beberapa grup wa y basic parwnting. (sayamg sih sebenarnya).awalnya yah saya itu y kena tsunami informasi. lalu sy mencoba u mundur dan fokus pada satu saja. alasan mundur yah tobat jd silent rider.dan merasa bahwa sy belum bisa memberi dan melayani apapun dr grup/komunitas tersebut. dan malah keseringan keenakan scrooll.sampai habiskan waktu dan kuota😬.. selain itu hp nge hang terus
alhamdulillah jd lebih terarah sekarang.gadget time pada checklist indikator bisa terwujud.
alhamdulillah terasa sekali manfaat matrikulasi ini bu..
pertanyaan saya.apa sdh tepat langkah saya bu.
banyak y japri.. bunda rahma kenapa keluar.padahal sering seru diskusinya.tp saya merasa jd tidak fokus klo harus ikut semua.
#mmaaf mamasty curcol saya🙏
➡Wa'alaykumsalam wr.wb
Sangat tepat mbak Rahma, memang harusnya seperti itu, jangan semua diikuti dan semua membuat kita bingung.
Narasvari : Iyess, pemetaan bakat sdh Bu, untuk rintisan Rumbel
Tapi ya itu untuk sharing² masi malu²
Blm ada tipe Fire, atau kami yg blm menemukan y bu
➡belum saja mbak, maka sering-seringlah kopdar, biar ketemu bakat yang dicari
Lulu : Bu jadi misi keluarga dibentuk dari misi individual masing2 anggota ya bu? Bagaimana trik menyatukannya?
➡Mbak lulu, harus sering ngobrol bareng, main bareng, beraktivitas bareng. Kalau tidak nggak bakalan bisa ketemu.
Maka sejatinya membangun keluarga itu selaras dengan memabangun komunitas, bahkan yang saya rasakan sekarang di dunia membangun dunia usaha juga sama.
Sehingga ketiganya adalah satu jalur , tidak akan ada yang bisa dikorbankan
Komentar
Posting Komentar