Langsung ke konten utama

Ngelesnya Langit 4 tahun

Ceritanya mba Rora mengadukan aksi langit yg mba Rora rasa mengancam ketersediaan selotip .

Mba Rara merasa langit terlalu berlebihan menggunakan selotip yg difikiran mba Rora akan mengakibatkan selotip habis :( sedang mba Rora tau.. Kita membutuhkan keberadaan selotip untuk menciptakan atau merealisasikan sebuah ide yg sering kali muncul di otak kami..

Mba Rora : " Bunda... Lihat tu langiit.. Mau ngehabisin selotip" adu aurora ke bunda dg kalimat menuduh.. (hasil prasangka krn melihat aksi langit)

Langit : " nggak.. Langit g mau habisin selotip. Niih masiih" (jawab langit menyanggah tuduhan mbaknya sekaligus menunjukan bukti).

Mba Roa : " Aah iya... Ituuu.. Langit ambil selotipnya panjang panjang... Nanti habis" ( berusaha menunjukan fakta plus praduganya)

Langit : " nggaak... Ada yang pendek pendek juga"

Bunda.: ooh ada yg pendek pendek juga.. Ya Allah..  Cerdas banget ya kamu..
( sambil bersyukur dalam hati dan fikiran.. Alhamdulillah ya Allah)

Daan. Mba Rora tak terima dg label cerdas yg bunda sematkan ke langit.. Mba rora mencoba mengingatkan aksi langit yg negatif sebelumnya..


Aah.. Anak anakku.. Semoga Bunda bisa menjadi teladan dan pendidik pertama terbaik kalian.. Aamiin ya Allah..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran rasa ikut bunda cekatan angkatan pertama

Perjalanan di bunda cekatan itu, adalah 6 bulan yang bikin beneran tau cara menjadi cekatan di suatu bidang. Iyaa... Bidang apapun itu. Keren banget , ibu Septi merancang dan mempraktekan ini bersama kami semua,,, mahasiswi buncek angkatan pertama.. Dari yang awalnya penasaran aja.. Lalu menjalani sekedarnya... Lalu melihat lingkungan yang tenyata begitu menggelora sehingga saya pun terbawa gelora itu.. Gelora untuk sayang banget kalau aku terus2an terlena dg waktu dan kenyamanan semu. 1 masa yang panjang memang, untuk saya sadar bahwa sayapun istimewa, sayapun punya yang dibisa. Lalu bertemu mentor yang saya pilih sendiri krn melihat dari luar, apa yang beliau miliki mirip dg yg Allah anugrahkan ke saya.. Dan benar saja.. Menetapkan diri untuk tidak malu, bahwa saya baru mampu ditahap ini , itu adalah suatu poin terbesar saya saat " merayakan sebuah kesalahan / false celebration " Bahkan bu Septi memikirkan kami yang gagal, agar tetap bisa berselebrasi..

Sedihnya kehilangan sesuatu

Sedih banget hingga menangis dan tantrum krn bingung mengungkapkan sedihnya tak bisa ikut sahur di 3hari menjelang syawal.. 25hari lebih mereka terbiasa dibangunkan sahur... Dibopong dan kemudian bisa berbangga saya saum , saya sahur ketika ada kesempatan ditanya orang... ------

Duut.. Maaf ya

Malam malam langit terbangun dan meminta minum.. Selesai minum ( sambil duduk di atas kasur)... Terdengar suara... Duuut... Lalu ia merebahkan tubuhnya lagi Seraya berkata Langit : " bunda ini yg sobek sudah g sakit lagi.." ( sambil menunjukan bekas luka kena gunting.. Saat ia berkreasi kemarin malam.. ) Bunda: " emm. Iya kah. Coba bunda.lihat.. " ( disaat yg sama langit bicara) Langit : " bunda. Tadi langit kentut.. Maaf ya.. " Bunda : " iya... Ini perutnya kena kipas angin ya..." (bermaksud menjelaskan bahwa kemungkinan ia masuk angin) Dan langit pun mencoba tidur kembali) Ya Allah.. Mendengar celotehnya , Engkau berikan ingatan lucu aksi langit saat di dalam mobil.. Perjalanan pulang pasca loburan di jawa ( Tegal -Pemalang) bulan maret lalu.. Saat selesai dari rest area.. Mengantri akan mengisi bensin.. Duut... Duut.. Terdengar suara.. Disusul bau tak sedap mengisi udara dalam mobil ber ac kala.itu... Budhenya yg duduk di k