Langsung ke konten utama

Berjuang dengan waktu

Tulisan ini diambil dari IG abunnada.

https://www.instagram.com/p/B8QDOGQBMuT/?igshid=9oulwd1i6bc







• • • • • •
W.A.K.T.U.
.
.
Alhamdulillah, hari ini kita sehat dan dapat beraktivitas dengan giat. Ketika sehat, biasanya jarang kita terpikir bahwa suatu saat bisa sakit. Bahkan, mungkin menurut kita apa gunanya memikirkan itu. Bukankah hidup itu di sini dan saat ini? Here and now,  kata Fritz Perls, "nabi"nya psikologi gestalt. "Carpe diem! Raih harimu!" pekik John Keating dalam Dead Poets Society. .
.
Ungkapan-ungkapan itu terdengar keren dan sangat logis. Bahkan, pada masanya, pernah sangat menginspirasi kalangan remaja. Ungkapan-ungkapan itu menjadi semacam mantra untuk membebaskan diri dari "belenggu sosial". .
.
Jika kita hanya menimbang menggunakan akal, memang tak tampak ada problem apapun dengan ungkapan-ungkapan itu. Tapi, jika kita mau berendah hati mendengar nasihat Rasul, maka kita akan melihat bahwa jalan pikiran itu berpotensi menggelincirkan kita pada penyesalan di kemudian hari. Apalagi, jika kita gagal menjawab hidup di sini dan saat ini itu untuk apa? Ke mana arahnya?
.
.
Rasul menasihati kita, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim)
.
.
Memanfaatkan waktu itu untuk menggapai tujuan Allah hadirkan kita di dunia ini. Begitu pentingnya waktu, sampai-sampai Allah bersumpah, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al 'Asr: 1-3)
.
.
Ketika waktu berlalu, ia takkan pernah kembali. Allah kabarkan tentang orang yang tak mau tahu dan tak percaya pada kabar dan janji Allah. Ia hidup sekehendak hatinya. Hingga ketika Allah buka tirai kegaiban (adzab) di hadapannya, ia pun menyesal dan merana, "Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin." [QS. As-Sajdah:12]
.
.
Sayang, waktu untuknya telah habis. Semoga orang itu bukan kita.... • •
W.A.K.T.U.
.
.
Alhamdulillah, hari ini kita sehat dan dapat beraktivitas dengan giat. Ketika sehat, biasanya jarang kita terpikir bahwa suatu saat bisa sakit. Bahkan, mungkin menurut kita apa gunanya memikirkan itu. Bukankah hidup itu di sini dan saat ini? Here and now,  kata Fritz Perls, "nabi"nya psikologi gestalt. "Carpe diem! Raih harimu!" pekik John Keating dalam Dead Poets Society. .
.
Ungkapan-ungkapan itu terdengar keren dan sangat logis. Bahkan, pada masanya, pernah sangat menginspirasi kalangan remaja. Ungkapan-ungkapan itu menjadi semacam mantra untuk membebaskan diri dari "belenggu sosial". .
.
Jika kita hanya menimbang menggunakan akal, memang tak tampak ada problem apapun dengan ungkapan-ungkapan itu. Tapi, jika kita mau berendah hati mendengar nasihat Rasul, maka kita akan melihat bahwa jalan pikiran itu berpotensi menggelincirkan kita pada penyesalan di kemudian hari. Apalagi, jika kita gagal menjawab hidup di sini dan saat ini itu untuk apa? Ke mana arahnya?
.
.
Rasul menasihati kita, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim)
.
.
Memanfaatkan waktu itu untuk menggapai tujuan Allah hadirkan kita di dunia ini. Begitu pentingnya waktu, sampai-sampai Allah bersumpah, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al 'Asr: 1-3)
.
.
Ketika waktu berlalu, ia takkan pernah kembali. Allah kabarkan tentang orang yang tak mau tahu dan tak percaya pada kabar dan janji Allah. Ia hidup sekehendak hatinya. Hingga ketika Allah buka tirai kegaiban (adzab) di hadapannya, ia pun menyesal dan merana, "Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin." [QS. As-Sajdah:12]
.
.
Sayang, waktu untuknya telah habis. Semoga orang itu bukan kita....
• • • • • •


Jadi wahai yang katanya bundanya anak HS, Ada waktu. Berjuanglah saat ini. Jangan kau siakan lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran rasa ikut bunda cekatan angkatan pertama

Perjalanan di bunda cekatan itu, adalah 6 bulan yang bikin beneran tau cara menjadi cekatan di suatu bidang. Iyaa... Bidang apapun itu. Keren banget , ibu Septi merancang dan mempraktekan ini bersama kami semua,,, mahasiswi buncek angkatan pertama.. Dari yang awalnya penasaran aja.. Lalu menjalani sekedarnya... Lalu melihat lingkungan yang tenyata begitu menggelora sehingga saya pun terbawa gelora itu.. Gelora untuk sayang banget kalau aku terus2an terlena dg waktu dan kenyamanan semu. 1 masa yang panjang memang, untuk saya sadar bahwa sayapun istimewa, sayapun punya yang dibisa. Lalu bertemu mentor yang saya pilih sendiri krn melihat dari luar, apa yang beliau miliki mirip dg yg Allah anugrahkan ke saya.. Dan benar saja.. Menetapkan diri untuk tidak malu, bahwa saya baru mampu ditahap ini , itu adalah suatu poin terbesar saya saat " merayakan sebuah kesalahan / false celebration " Bahkan bu Septi memikirkan kami yang gagal, agar tetap bisa berselebrasi..

Sedihnya kehilangan sesuatu

Sedih banget hingga menangis dan tantrum krn bingung mengungkapkan sedihnya tak bisa ikut sahur di 3hari menjelang syawal.. 25hari lebih mereka terbiasa dibangunkan sahur... Dibopong dan kemudian bisa berbangga saya saum , saya sahur ketika ada kesempatan ditanya orang... ------

Duut.. Maaf ya

Malam malam langit terbangun dan meminta minum.. Selesai minum ( sambil duduk di atas kasur)... Terdengar suara... Duuut... Lalu ia merebahkan tubuhnya lagi Seraya berkata Langit : " bunda ini yg sobek sudah g sakit lagi.." ( sambil menunjukan bekas luka kena gunting.. Saat ia berkreasi kemarin malam.. ) Bunda: " emm. Iya kah. Coba bunda.lihat.. " ( disaat yg sama langit bicara) Langit : " bunda. Tadi langit kentut.. Maaf ya.. " Bunda : " iya... Ini perutnya kena kipas angin ya..." (bermaksud menjelaskan bahwa kemungkinan ia masuk angin) Dan langit pun mencoba tidur kembali) Ya Allah.. Mendengar celotehnya , Engkau berikan ingatan lucu aksi langit saat di dalam mobil.. Perjalanan pulang pasca loburan di jawa ( Tegal -Pemalang) bulan maret lalu.. Saat selesai dari rest area.. Mengantri akan mengisi bensin.. Duut... Duut.. Terdengar suara.. Disusul bau tak sedap mengisi udara dalam mobil ber ac kala.itu... Budhenya yg duduk di k