Langsung ke konten utama

Melangkah masuk ke Bunda Cekatan Institute Ibu Profesional


Suka banget belajar jadi ibu di Institute Ibu Profesional.

Membuat saat ini adalah yg dinanti.

Dan ternyata yg akan tersaji di depan alhamdulillah.. Lagi2 Allah beri jalan sesuai dg kebutuhan..

Iya mengenali diri yang berlabu di kebermanfaatan .

Meski kata suami ini adalh tujuan yg masih terlalu luas.. Maka sungguh semoga aku bisa berproses dg benar disini..

=merdeka belajar, belajar merdeka=

Pas menggaung di telinga saya saat purnama bulan robiul akhir.. Bulan setelah bulan yg mulia kemarin datang.


Esoknya ternyata merdeka belajar ini pula yg kemudian pak mentri pendidikan buat aturannya setelah hari guru kemarin membuat video pidato yg menggemparkan.


Wuah..
1goal yg membuat saya gugur di kelas ber-ujungkan sama dg buncek kali ini.
Sama sama ada di tahap awal sebelum ke tahap selanjutnya.

Ya.

Mengenali diri.

Fiuh... Mari bergembira melakukan permainan ini.

Berikut catatan yg mungkin akan mengingatkan saya. Dan menguatkan saya.

"saya telah melalui ini. (sekarang belum si)"

Heem.. Menjadi kupu?? Meski tak suka dg hewan yg dipilih.

Saya memilih untuk tak terlalu memperdulikannya. Meski berat😂
#paranoidulet
#ga suka ulet


Mari menjejak, mengukir dan terus melangkah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran rasa ikut bunda cekatan angkatan pertama

Perjalanan di bunda cekatan itu, adalah 6 bulan yang bikin beneran tau cara menjadi cekatan di suatu bidang. Iyaa... Bidang apapun itu. Keren banget , ibu Septi merancang dan mempraktekan ini bersama kami semua,,, mahasiswi buncek angkatan pertama.. Dari yang awalnya penasaran aja.. Lalu menjalani sekedarnya... Lalu melihat lingkungan yang tenyata begitu menggelora sehingga saya pun terbawa gelora itu.. Gelora untuk sayang banget kalau aku terus2an terlena dg waktu dan kenyamanan semu. 1 masa yang panjang memang, untuk saya sadar bahwa sayapun istimewa, sayapun punya yang dibisa. Lalu bertemu mentor yang saya pilih sendiri krn melihat dari luar, apa yang beliau miliki mirip dg yg Allah anugrahkan ke saya.. Dan benar saja.. Menetapkan diri untuk tidak malu, bahwa saya baru mampu ditahap ini , itu adalah suatu poin terbesar saya saat " merayakan sebuah kesalahan / false celebration " Bahkan bu Septi memikirkan kami yang gagal, agar tetap bisa berselebrasi..

Sedihnya kehilangan sesuatu

Sedih banget hingga menangis dan tantrum krn bingung mengungkapkan sedihnya tak bisa ikut sahur di 3hari menjelang syawal.. 25hari lebih mereka terbiasa dibangunkan sahur... Dibopong dan kemudian bisa berbangga saya saum , saya sahur ketika ada kesempatan ditanya orang... ------

Duut.. Maaf ya

Malam malam langit terbangun dan meminta minum.. Selesai minum ( sambil duduk di atas kasur)... Terdengar suara... Duuut... Lalu ia merebahkan tubuhnya lagi Seraya berkata Langit : " bunda ini yg sobek sudah g sakit lagi.." ( sambil menunjukan bekas luka kena gunting.. Saat ia berkreasi kemarin malam.. ) Bunda: " emm. Iya kah. Coba bunda.lihat.. " ( disaat yg sama langit bicara) Langit : " bunda. Tadi langit kentut.. Maaf ya.. " Bunda : " iya... Ini perutnya kena kipas angin ya..." (bermaksud menjelaskan bahwa kemungkinan ia masuk angin) Dan langit pun mencoba tidur kembali) Ya Allah.. Mendengar celotehnya , Engkau berikan ingatan lucu aksi langit saat di dalam mobil.. Perjalanan pulang pasca loburan di jawa ( Tegal -Pemalang) bulan maret lalu.. Saat selesai dari rest area.. Mengantri akan mengisi bensin.. Duut... Duut.. Terdengar suara.. Disusul bau tak sedap mengisi udara dalam mobil ber ac kala.itu... Budhenya yg duduk di k